KECINTAAN GENERASI MUDA TERHADAP BAHASA INDONESIA


Kecintaan Generasi Muda kepada Bahasa Indonesia


Siapa kami? kami adalah barisan generasi anak muda Indonesia. Kami merupakan generasi muda yang akan menjadi tulang punggung bangsa, meneruskan tongkat estafet nasib negara Indonesia kedepannya terutama mengenai kecintaan terhadap bahasa Indonesia. Apalagi generasi muda zaman sekarang disebut sebagai generasi millenials atau generasi Y. 
Kenapa generasi muda sangat berperan penting? Jawabannya adalah sangat penting. Generasi muda merupakan pemegang tongkat estafet yang diharapkan mampu menyatukan keberagaman yang ada di negara Indonesa ini, salah satu caranya adalah cinta dan bangga terhadap bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Negara Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang terdiri dari beraneka ragam suku, bahasa, adat dan budaya yang menjadi satu kekuatan yaitu negara Indonesia. Setiap suku yang ada di Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam meskipun di satu daerah yang sama, termasuk cara berbahasa. 
Pada tahun 2015, merupakan tahun dimulainya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) atau AEC (ASEAN Economic Community). Selain dihadapkan dengan MEA, dihadapkan pula dengan arus globalisasi yang menjadi tantangan dan rintangan yang harus dihadapi negara Indonesia terutama generasi muda. Tantangan dan rintangan yang cukup serius selain masalah ekonomi dan politik, yaitu mengenai rasa kecintaan terhadap kebudayaan negara Indonesia terutama penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tapi sayangnya, dengan adanya MEA dan globalisasi menjadikan generasi muda berlomba-lomba mempelajari bahasa asing dibandingkan mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak generasi muda yang bangga apabila sudah mahir mengucapkan bahasa asing, misalnya bahasa Inggris, Thailand, Korea dan lain-lain. Generasi muda menganggap bahwa bahasa asing lebih keren dan menarik dibandingkan bahasa nasional sendiri yaitu Bahasa Indonesia. Sungguh miris, masyarakat negara lain saling berlomba-lomba ingin mempelajari bahasa Indonesia tetapi generasi penerus bangsa lebih bangga menggunakan bahasa dari negara lain.
Sebagai generasi muda sudah sepatutnya memiliki rasa kecintaan yang besar terhadap bangsa Indonesia terutama terhadap bahasa Indonesia. Seperti yang tertuang didalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Didalam isi sumpah pemuda nomor tiga sudah sangat dijelaskan bahwa sebagai generasi muda harus bangga dan selalu mencintai bahasa Indonesia. Generasi muda merupakan sebuah pilar utama dalam keberlangsungan bangsa Indonesia. Tidak hanya ketika ide dan pemikiran generasi muda saja yang diperlukan tetapi pengantar bahasa yang dituturkan menjadi aspek terpenting di dalamnya.
            Pada kenyataannya, banyak generasi muda yang menyepelekan bahasa Indonesia. Generasi muda Indonesia beranggapan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sangat mudah untuk dipelajari dan sudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga generasi muda lebih memilih bahasa asing yang dianggap lebih sulit. Di era globalisasi sekarang, bahasa Indonesia menjadi kurang diminati. Terbukti bahwa sekarang bahasa asing lebih dibutuhkan baik dari kalangan anak-anak maupun dewasa, contohnya saja saat melamar pekerjaan, di salah satu daftar kriteria tercantum mampu menguasai bahasa asing entah itu bahasa Inggris atau bahasa lainnya. Mungkin inilah akibat dari perkembangan zaman dimana bahasa asing lebih diutamakan dalam segala hal.
            Jika demikian, sangat disayangkan jika banyak generasi muda Indonesia lebih memilih bahasa asing dibandingkan  mempelajari bahasa persatuan negara sendiri yaitu bahasa Indonesia. Sebenarnya tidak salah, jika sebagai generasi muda mempelajari bahasa asing karena itu akan membantu dan mempermudah dalam berkomunikasi dengan warga negara asing yang sering berkunjung ke Indonesia terutama dalam menghadapi MEA. Namun, bukan berarti generasi muda harus lupa untuk mempelajari bahasa Indonesia itu sendiri.
            Seiring perkembangan zaman, generasi muda Indonesia lebih senang menggunakan bahasa lo dan gue dibandingkan menggunakan aku dan kamu. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Karena  merupakan dialek sehari-hari yang digunakan, hanya sekedar ikut-ikutan agar dianggap keren dan gaul atau ingin dianggap sebagai anak ibukota. Selain penggunaan lo dan gue, generasi muda sering menggunakan bahasa gaul, bahasa prokem dan bahasa slang yang hanya dimengerti oleh anak remaja.
            Di tahun 2018 terdapat fenomena tren bahasa anak Jaksel (Jakarta Selatan). Hal tersebut banyak diperbincangkan karena bahasa yang digunakan “campur-campur” atau “gado-gado” ala anak Jaksel dengan tagar #anakjaksel. Kosa kata yang sering digunakan yaitu which is, confused, efford, literally, attitude, even dan masih banyak lagi.
            Sekarang banyak dijumpai penggunaan bahasa yang tidak mencerminkan bangsa Indonesia. Contohnya yaitu gue banget, thank you banget, ya!. Di zaman hampir tidak ada sekat dan batas-batas antarnegara, penggunaan bahasa seperti itulah menjadi sangat umum terjadi. Pelarangan pencampuran bahasa atau penggunaan bahasa asing bukanlah suatu sikap kefanatikan terhadap bahasa Indonesia, melainkan sikap untuk menghargai bahasa Indonesia sebagai identitas dan jati diri bangsa Indonesia.
            Selain mempelajari bahasa Indonesia, sebagai generasi muda juga harus mempelajari bahasa daerah agar tidak luntur oleh era globalisasi. Hal tersebut akan sangat lebih baik ketika bahasa Indonesia dan bahasa daerah dapat berjalan seimbang.
            Banyak bangsa lain yang merasa iri dan sangat terkagum-kagum terhadap bangsa Indonesia karena bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan, bahasa negara, dan bahasa nasional. Negara-negara lain pun menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu program pembelajaran di sekolah. Hal tersebut harus dimanfaatkan bangsa Indonesia sebagai peluang terhadap pengembangan fungsi bahasa Indonesia dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan masyarakat sebagai warga negara Indonesia terutama generasi muda perlu memikirkan gerakan nyata untuk mewujudkan peluang tersebut.
            Bahasa Indonesia harus dilestarikan, sehingga penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar tetap bertahan sampai kapan pun. Banyak generasi muda zaman sekarang lebih menyukai bahasa yang tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dan akhirnya lupa cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
            Tantangan dan rintangan yang dihadapi pasti ada, tapi disitulah tolak ukur keberhasilan generasi muda dalam melestarikan penggunaan bahasa Indonesia. Membuat seseorang tertarik dan ingin belajar itu sangat sulit, jika dalam diri seseorang tidak ada keinginan untuk belajar. Maka hal pertama yang harus ditanamkan adalah rasa kecintaan terhadap bangsa Indonesia.
            Peran nyata terhadap rasa kecintaan dan kebanggan memiliki bahasa Indonesia dapat terikat erat dengan pencerminan dan perwujudan dalam cinta tanah air, cinta budaya Indonesia, serta cinta terhadap keseluruhan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat dan berbangsa Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia, sudah sepatutnya sangat bangga menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bukan dengan gaya bicara yang kebarat-baratan atau bahasa gaul agar dianggap keren dan gaul. Bahasa tersebut sudah jelas berbeda dengan tata karma dan aturan moral dari budaya bangsa Indonesia.
            Marilah mulai tumbuhkan kembali kesadaran dalam diri masing-masing untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Ketika berbahasa asing, berbahasa asinglah dengan baik. Ketika berbahasa daerah, berbahasa daeralah dengan baik. Dan ketika berbahasa nasional, berbahasa nasional lah dengan baik pula. Mari masyarakat Indonesia khususnya generasi muda mengharumkan bangsa Indonesia dengan memperbaiki bahasa-bahasa yang digunakan, karena bahasa Indonesia merupakan citra diri bangsa Indonesia. Rasa bangga terhadap bahasa Indonesia membentuk nilai moral dalam diri sehingga terbentuk karakter yang kuat dan sikap positif  sebagai sebuah pribadi Indonesia yang hebat dan kuat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegiatan Pengembangan Diri SMPN 3 Sidoarjo